Senin, 27 Agustus 2018

DPRD Maluku Agendakan Pemanggilan Pertamina Soal Dugaan Pencemaran

Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Komisi B DPRD Maluku kembali mengagendakan pemanggilan pihak PT Pertamina setempat terkait dugaan pencemaran lingkungan akibat tumpahan BBM jenis avtur yang dilaporkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan sejumlah pihak terkait. "Kami akan undang lagi mereka termasuk LIPI terkait dugaan pencemaran dan kami sangat menghargai laporan berbagai pihak atas laporan dugaan pencemaran di lokasi tumpahan minyak," kata Ketua Komisi B DPRD Maluku Evert Kermite di Ambon, Senin (27/8).
Ambon, Malukupost.com - Komisi B DPRD Maluku kembali mengagendakan pemanggilan pihak PT Pertamina setempat terkait dugaan pencemaran lingkungan akibat tumpahan BBM jenis avtur yang dilaporkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan sejumlah pihak terkait.

"Kami akan undang lagi mereka termasuk LIPI terkait dugaan pencemaran dan kami sangat menghargai laporan berbagai pihak atas laporan dugaan pencemaran di lokasi tumpahan minyak," kata Ketua Komisi B DPRD Maluku Evert Kermite di Ambon, Senin (27/8).

Ia menjelaskan agenda pemanggilan akan dilakukan lagi sebab dalam pertemuan pekan lalu, baik PT Pertaminan maupun Badan Lingkungan Hidup Pemprov Maluku, mengatakan hasil pemeriksaan laboratorium belum bisa diketahui setelah satu pekan dilakukan pemeriksaan sampel air dan sedimen di perairan laut Teluk Ambon.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Maluku Vera Tomasoa pada kesempatan sebelumnya, menjelaskan sejak Kamis (16/8) telah mengambil sampel air dan sediman dari sungai serta laut untuk diperiksa di labortorium KLHK yang merupakan laboratorium rujukan.

Hanya saja, kata dia, karena saat itu hari libur nasional sehingga beberapa hari kemudian tim BLH ke tempat itu membawa sampel berupa air dan sediman.

Parameter yang diuji adalah sesuai Permen Nomor 51, baik berupa sedimen maupun air akan diuji di laboratorium.

"Kami belum bisa sampaikan tingkat pencemarannya seperti apa karena menunggu hasil laboratorium," kata dia.

Branch Marketing Manager PT Pertamina untuk Provinsi Maluku-Maluku Utara, Doni Brilianto, mengatakan langkah pertama yang dilakukan Pertamina adalah koordinasi dengan instansi terkait dalam melakukan pencegahan pencemaran lingkungan.

"Kalau dari sisi pencemaran laut pasti sudah ada biota laut yang mati, tetapi secara kasat mata bisa dilihat dari kondisi air lautnya sendiri dan mudah-mudahan tidak terjadi, selanjutnya kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi mereka dan siap-siap melakukan perbaikan," katanya.

Hasil investigasi Pertamina belum dirilis resmi. Sejak Kamis (16/8) sampai Minggu (19/8), tim investigasi telah melakukan tugasnya di terminal BBM Wayame, sedangkan hasil akhir masih menunggu dari korporat.

"Penyebab terjadi rembesan main hall tangki tujuh, jadi kalau bicara 'passing' itu bukan kelalaian manusia dan ini yang sedang diinvestigasi sehingga semua pekerja telah diinterogiasi oleh tim," katanya.

Kapasitas total tangki 5.000 kiloliter, waktu posisi bocor tersisa lebih dari 4.000 kiloliter, sedangkan yang hilang sekitar 20 kiloliter, tetapi saat itu tangki tujuh kosong dan bocorannya antara tangki delapan ke tangki tujuh.

"Sejak Kamis, (16/8) sudah dilakukan koordinasi dan langkah awal dari sungai ke laut dipasang oill bom untuk menahan minyak agar tidak mengalir ke luar, dan di laut dipakai oill diversan untuk memecah minyak menjadi partikel kecil," kata Doni. (MP-5)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar