Selasa, 05 Februari 2019

Jubir ULMWP: Tentang Petisi, Hanya akan Dipahami Baik oleh Diplomat yang Paham Strategis Tingkat Tinggi

Buletinnusa
Jubir ULMWP: Tentang Petisi, Hanya akan Dipahami Baik oleh Diplomat yang Paham Strategis Tingkat Tinggi
Juru Bicara ULMWP, Dr. Jacob Rumbiak (kiri) dan Pelobi Khusus (Special Lobbyists) ULMWP di PBB, Herman Wanggai (kanan).
Postingan ini diambil dari Komentar Juru Bicara United Liberation Movement for West Papua (ULMWP, Dr. Jacob Rumbiak (4/2). Komentar ini Rumbiak muat dalam sebuah postingan tentang Petisi Referendum yang tiba di PBB (25/1), ketika itu ramai dikomentari oleh banyak netizen.

Berikut ini adalah komentar Juru Bicara ULMWP, Dr. Jacob Rumbiak, silahkan disimak;

Selaku diplomat yang paham strategis tingkat tinggi selalu bermain di penggunakan bahasa diplomasi yang hanya bisa dapat dipahami oleh mereka yang benar-benar diplomat benaran / asli dan bukan aspal alias alsi tapi palsu.

Coba ikuti dengan cermat pernyataan Human Rights High Commissioner UN (Komisaris Tinggi Dewan HAM PBB), ada kata yang menyebutkan;
  • Tuan sebagai delegasi resmi negara Vanuatu, 
  • selanjutnya ada kata tiba-tiba Benny menyerahkan Petisi tanpa mengatur agenda khusus,
  • selanjutnya ada kata mengakui menerima Petisi, 
  • kemudian ada kata belum memberikan konfirmasi tentang LANGKA yang akan DIAMBIL dan seterusnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, suara Papua secara resmi sudah ada di Markas PBB yang di sponsori langsung oleh negara Vanuatu yang adalah negara anggota PBB secara formal sedang menjalani proses ke tingkat UNGA (Majelis Umum PBB) guna perolehan Resolusi PBB sebagai titik final mekanisme PBB mengantar rakyat Papua menjalani hak politiknya dengan memilih satu dari dua alternatif meraih kemerdekaan lewat dua metode penyelesaian, yakni; PENGAKUAN sebagai harga tawar tertinggi atau REFERENDUM yang adalah alat demokrasi standard PBB untuk mengukur berapa persen orang Papua yang mau merdeka, berapa persen yang mau bergabung dengan Indonesia dan berapa persen abstain serta berapa persen masa bodoh alias tak mau tau.

HAM dan Politik adalah satu kesatuan yang tidak dapat berdiri sendiri. Kejahatan HAM adalah AKIBAT dari AKAR PERSOALAN DASAR perjuang politik Papua Merdeka. Itulah sebabnya ketika HAM PBB mengakui kejahatan kemanusiaan di Papua yang telah berjalan selama 58 tahun akibat tuntutan kemauan mayoritas rakyat Papua yang berkeinginan merdeka, maka disitulah negara-negara anggota PBB dapat mengambil sikap, karena tindakan utama PBB adalah menyelamatkan semua umat manusia bangsa di dunia, kita ini termasuk rakyat West Papua yang adalah bangsa Melanesia wajib dilindungi seluruh haknya, yakni; Hak hidup, hak milik dan hak kemerdekaannya.

(Baca artikel ini: Petisi Referendum Kembalikan Papua di PBB)

Tuhan memberkati setiap netizen yang mengikuti perjuangan dan terlibat aktif dalam perjuangan yang sedang dipimpin langsung oleh Tangan Tuhan yang kuat. Berjalan bersama Tuhan pastilah melewati kerikil-kerikil kecil namun disitulah kuasa Tuhan hadir sehingga sesuatu yang tak mungkin bagi manusia itu mampu dirobah Tuhan menjadi berkat sehingga kita semua sebagai pihak yang terlibat dalam perjuangan ini lebih menempatkan Tuhan lebih penting dari kita dan disitlah sesama kita dapat saling merendahkan diri dan menghormati sesama kita yang hanyalah partner sekerja Allah untuk menyelesaian penderitaan umat Tuhan di Tanah Papua.

Ayo.. mari putra-putri terbaik rakyat Papua, duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi berjuanglah berdasarkan talenta kita masing-masing, menopang perjuangan suci nasional West Papua Merdeka.

Puji Tuhan Engkau sungguh baik, Amin!


Posted by: Admin
Copyright ©Rumbiak Jarum (fb commant) "sumber"
Hubungi kami di E-Mail 📧: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar