Senin, 11 Februari 2019

Wawancara: Sekton Wandikbo, Remaja Papua yang Taklukan American Football

Buletinnusa
Sekton Wandikbo saat beraksi di lapangan – Dok. pribadi.
Jayapura -- Sekton Wandikbo, pemuda asal Ilugwa berusia 19 tahun ini sukses mengukir prestasi sebagai siswa sekaligus atlet American Football. Sekton dianugerahi meraih prestasi sebagai linebacker terbaik usai Foxcroft Academy, SMA tempat dia bersekolah di Amerika Serikat meraih gelar juara Class D North championship dalam Little Ten Conference.

Bagaimana pemuda ini bisa sampai di Amerika Serikat lalu bermain Football American yang sedikitpun tidak dipahaminya, namun mampu menaklukan olahraga yang terbilang sangat keras itu?

Berikut wawancara reporter Jubi, Yance Wenda dengan Sekton Wandikbo yang dilakukan melalui telpon.

Bagaimana awal mula Sekton bisa mendapat beasiswa sekolah ke Amerika?

Karena saya dianggap berprestasi di sekolah saya sebelum pindah ke Amerika Serikat, yakni di Palau, saya mendapatkan tawaran beasiswa dari Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) pemerintah provinsi Papua. Saya terima tawaran tersebut. Kemudian saya dikirim mengikuti kursus bahasa inggris di Makassar. Selesai kursus saya berangkat ke Amerika untuk mulai program beasiswa. Pada bulan November 2016 saya tiba di Amerika Serikat dan sekolah di SMA di Foxtrot Academy di Dover-Foxcroft, Piscataquis County, Maine. Saya akan lulus tahun ini (2019).

Apakah itu keinginan Sekton untuk sekolah ke luar negeri? Apa bidang studi yang diincar?

Dulu saya tidak berpikir untuk sekolah ke luar negeri. Saya hanya ingin jadi pendeta. Karena ada kesempatan, saya bisa sekolah ke luar negeri. Saya tetap ingin jadi pendeta. Setamat SMA ini saya bisa lanjut kuliah di sini (AS) dengan beasiswa karena saya punya prestasi olahraga.

Apa saja aktivitas Sekton di sela-sela sekolah dulu sejak di SD?

Sejak SD di Wamena saya tinggal di Asrama. Setelah belajar di kelas, kami biasa main sepak bola, basket. Kadang-kadang kami berenang di kali Baliem atau cari udang di kali itu. Kami biasa lomba lari jarak jauh juga. Olahraga yang saya kuasai itu sepakbola, basket, renang, field track, baseball dan american footbal. Di Foxcroft saya sempat mencoba semua olahraga itu. Tapi akhirnya saya pilih american football karena fisik saya mendukung, sudah ateltis sejak dulu.

Apakah Sekton sering cerita kepada keluarga atau teman kalau Sekton bermain american football di Amerika? Siapa yang pertama kali memperkenalkan Sekton pada american football?

Saya tidak terlalu sering cerita soal olahraga ini. Karena kalau saya ceritakan sama orang-orang di kampung atau keluarga, mereka juga tidak mengerti. Mungkin karena belum pernah lihat langsung. Waktu saya pulang bulan Juni 2018 lalu juga saya tidak cerita ke kawan-kawan saya. Karena mau cerita juga mereka tidak tahu olahraga itu.

Saya kenal olahraga ini waktu di Amerika. Saya kenal dari teman-teman sekolah di Foxcroft Academy. Mereka banyak cerita pada saya dan ajak saya mencoba olahraga ini. Sebelumnya, saya sempat coba baseball dan basket. Awalnya memang berat, tapi kawan-kawan saya bilang bermain dengan santai saja. Intinya harus meyakinkan pelatih kalau saya mampu bermain olahraga keras ini.

Olahraga american football dikenal dengan porsi latihan fisik yang keras. Adakah sesi latihan yang membuat Sekton capek sekali?

Kalau latihan fisik, buat saya biasa saja. Saya bisa menjalaninya. Karena sejak kecil saya sudah biasa lari naik turun bukit. Cuma latihan strategi yang kadang-kadang bikin saya capek karena dilakukan berulang-ulang supaya semua pemain paham strategi yang akan diterapkan pelatih.

Apa reaksi keluarga setelah tahu Sekton bermain american football?

Kalau bapak tidak apa-apa. Dia mendukung. Tapi mama yang khawatir. Mama bilang itu olahraga keras. Tapi mama tidak larang. Mama dengan bapak baru tau olahraga ini setelah saya cerita.

Siapa yang pertama kali di keluarga yang diberitahu Sekton soal dia menerima penghargaan linebacker terbaik?

Pertama kali saya kasih tahu mama. Mama senang tapi tetap kasih ingat saya supaya hati-hati ikut olahraga itu.

Kapan terakhir Sekton pulang kampung ke Wamena?

Terakhir saya pulang itu bulan Juni tahun 2018. Saya tidak banyak bertemu kawan-kawan di Wamena atau bercerita dengan mereka. Karena saat saya pulang itu saya lebih banyak menemani bapak untuk melayani masyarakat di pegunungan dan beraktifitas di gereja.

Benarkah badan Sekton jadi lebih kekar setelah pulang dari Amerika?

Badan saya memang berubah sejak di Amerika karena berlatih secara intensif. Saya tetap berlatih selama liburan di Amerika atau selama saya pulang di Wamena supaya fisik saya tetap fit.

American football adalah olahraga paling top di Amerika. Banyak atlet muda mengincar masuk National Football League (NFL) yang merupakan liga profesional american football di sana. Apakah Sekton juga berniat masuk ke NFL setelah bermain di akademinya?

Prioritas saya adalah sekolah. Saya ingin menjadi pendeta. Melayani di Papua.

Adakah agen pemain yang pernah menghubungi Sekton atau keluarga Sekton?

Sampai saat ini belum pernah ada agen pemain yang pernah menghubungi saya.

Bagaimana dukungan keluarga terhadap aktivitas Sekton setelah bermain american football? Mendukung jadi atlet profesional atau tetap ingin Sekton menyelesaikan sekolah?

Bapak dan mama mendukung keinginan saya menjadi pendeta. Kuliah pendeta itu tujuan saya selama ini.

Bagaimana jika dibuka kemungkinan menjadi pendeta sekaligus pemain american football profesional?

Saya tetap ingin jadi pendeta. Tapi kalau ada kesempatan bermain American Footbal sambil kuliah, saya akan gunakan kesempatan itu. (*)


Copyright ©Jubi "sumber"
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar