Minggu, 10 Februari 2019

Tekanan Rendah Di Timur Australia Pengaruhi Cuaca Maluku

Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon menyatakan, adanya tekanan rendah di Timur Australia (997 hPa) mempengaruhi kondisi cuaca Maluku pada beberapa hari ke depan. Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar saat dikonfirmasi, Minggu (10/2) mengatakan adanya tekanan rendah tersebut menyebabkan terjadinya daerah pumpunan angin di sekitar wilayah Maluku Barat Daya hingga Laut Arafura.
Ambon, Malukupost.com - Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon menyatakan, adanya tekanan rendah di Timur Australia (997 hPa) mempengaruhi kondisi cuaca Maluku pada beberapa hari ke depan.

Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar saat dikonfirmasi, Minggu (10/2) mengatakan adanya tekanan rendah tersebut menyebabkan terjadinya daerah pumpunan angin di sekitar wilayah Maluku Barat Daya hingga Laut Arafura.

Kecepatan angin tertinggi juga terpantau di Kepulaun Sermata hingga Kepulauan Tanimbar, Perairan Yos Sudarso, Perairan Merauke dan Laut Arafuru.

Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di wilayah-wilayah tersebut.

Sedangkan, kondisi sinoptik ternyata angin umumnya bertiup dari arah Barat Daya - Barat Laut dengan kecepatan terbesar 20 Knots (37 KM/jam).

Ot mengemukakan, potensi hujan lebat disertai petir berpeluang terjadi di Perairan KepulauanTanimbar.

Adanya awan gelap (Cumulonimbus) di lokasi tersebut dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang "Gelombang mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi di Perairan KepulauBabar - Kep.Tanimbar, Perairan Kepulauan Aru, Laut Arafuru dan Laut Maluku," ujar Ot.

Dia mengatakan, para nelayan telah diimbau mewaspadai gelombang tinggi tersebut dan hendaknya jangan memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.

Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut,apalagi sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang.

Ot mengemukakan, imbauan kondisi cuaca juga disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para Bupati maupun Wali Kota.

Bila terjadi kondisi cuaca ekstrim, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.

"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," kata Ot. (MP-2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar