Selasa, 29 Januari 2019

Ternyata Cuaca Maluku Dipengaruhi Tekanan Rendah Di Utara Australia

Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon menyatakan kondisi cuaca Maluku dipengaruhi adanya tekanan rendah di Utara Australia (91002 hPa dan 1003 hPa) yang menyebabkan terbentuknya daerah belokan angin dan daerah pumpunan angin di wilayah setempat. Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar, dikonfirmasi, Selasa (29/1) mengatakan, kondisi ini dapat menyebabkan pertumbuhan awan-awan hujan (Cumulonimbus) cukup aktif sehingga cenderung berpotensi terjadi angin kencang sesaat yang dapat meningkatkan tinggi gelombang di wilayah tersebut.
Ambon, Malukupost.com - Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon menyatakan kondisi cuaca Maluku dipengaruhi adanya tekanan rendah di Utara Australia (91002 hPa dan 1003 hPa) yang menyebabkan terbentuknya daerah belokan angin dan daerah pumpunan angin di wilayah setempat.

Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar, dikonfirmasi, Selasa (29/1) mengatakan, kondisi ini dapat menyebabkan pertumbuhan awan-awan hujan (Cumulonimbus) cukup aktif sehingga cenderung berpotensi terjadi angin kencang sesaat yang dapat meningkatkan tinggi gelombang di wilayah tersebut.

Kondisi sinoptik tercatat angin umumnya bertiup dari arah Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan terbesar 25 knots (46 KM/jam).

Ot mengemukakan, gelombang mencapai 4 meter berpeluang terjadi di Laut Maluku, Perairan Sermata hingga Tanimbar, Perairan Kepulauan Kai hingga Aru dan Laut Arafuru.

Sedangkan, gelombang mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi Perairan Selatan pulau Buru - Seram, Laut Seram dan Laut Banda, Suhu di Maluku berkisar 20 - 31 derajat Celsius dan kelembaban 70-100 persen.

Disinggung potensi hujan, dia menjelaskan, intensitas lebat disertai petir berpeluang terjadi di laut Arafuru.

Adanya awan gelap (Cumulonimbus) di lokasi tersebut dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang Ot mengatakan, para nelayan telah diimbau mewaspadai gelombang tinggi tersebut dan hendaknya jangan memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.

Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut dengan sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang.

Dia mengemukakan, imbauan kondisi cuaca juga disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para Bupati maupun Wali Kota.

Bila terjadi kondisi cuaca ekstrim, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.

"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," tandas Ot. (MP-4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar