Selasa, 26 Maret 2019

Saya Rambut Keriting Kulit Hitam, Saya Peduli Terhadap Orang Papua

Buletinnusa
Saya Rambut Keriting Kulit Hitam, Saya Peduli Terhadap Orang Papua
DR. Drs. Benhur Tommy Mano, MM (BTM) Walikota Jayapura.
Jayapura -- Papua- DR. Drs. Benhur Tommy Mano, MM selaku Walikota Jayapura atau yang biasa di singkat BTM, saat jumpa pers dengannya, dirinya mengatakan bahwa kepeduliannya terhadap orang Papua dan generasinya menjadi prioritas utama dalam hidupnya.

Kepedulian dan rasa cintanya terhadap orang Papua kembali terdengar dalam sambutannya pada pertemuan Fast Track HIV/AIDS Kota Jayapura.

Acara ini dihadiri juga oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat se-kota Jayapura pada hari senin, 25 maret 2019.

Menurut Benhur, Papua memiliki tiga (3) pilar penting yang saling berkaitan, yakni ; Adat, Agama dan Pemerintah. Tiga pilar yang ada ini harus bersinergi bersama, dan jangan ada yang mau jalan sendiri-sendiri.

“Peran tokoh agama sangat penting sekali karena pertumbuhan iman dan kerohaniannya itu berada dalam tanggung jawabnya, karena jika rohani bagus, otomatis akan menopang jasmani ini untuk hidup yang lebih baik di tengah lingkungannya.

Jadi tiga pilar ini sangat penting dan jangan ada yang mau jalan sendiri-sendiri. Tiga pilar ini baik Adat, Agama dan Pemerintah harus jalan bersama, saling menopang.

Sebab kita tahu resiko dari penyakit yang berbahaya ini, jika kita semua lengah maka ke depan banyak orang yang semestinya masih bisa menikmati hidupnya di bumi, terpaksa harus meninggal karena rohaninya tidak bagus dan tidak mencintai dirinya sendiri.

(Lihat ini: Kasus Baru HIV-AIDS di Papua Mencapai 2.003 Kasus)

Di samping itu juga, peran tokoh masyarakat sangat berpengaruh dan sangat membantu kita, apalagi dalam kehidupan kita di kota Jayapura yang majemuk dan heterogen ini.

Maka peran serta tokoh masyarakat harus nampak dalam memberikan pandangan kepada masyarakat, mengenai pengaruh dari pergaulan bebas dan pandangan bagi mereka yang tidak setia dan suka berganti-ganti pasangan. Mereka ini sangat-sangat beresiko dan berpeluang terkena HIV/AIDS,” kata Walikota.

Orang nomor satu di kota Jayapura ini masih lanjut dengan pidatonya yang sangat empatik dan humanis buat warga masyarakat di kota Jayapura ini.

“Selain apa yang saya sampaikan di atas, masyarakat juga harus memiliki kesadaran diri untuk bisa menilai setiap pengaruh yang datang, supaya bisa terhindar dari penyakit yang sangat berbahaya ini.

Intinya harus jaga diri dalam pergaulan. Kenapa?, karena pergaulan yang buruk itu merusak kebiasaan yang baik dan mendatangkan kerusakan moral.

Ini berarti bukan saja HIV/AIDS, tetapi juga penggunaan narkoba, miras dan obat-obatan terlarang lainnya.”

Benhur dalam kesempatan itu turut berbagi pengalamannya dua kali mengikuti konfrensi HIV/AIDS sedunia yang diselenggarakan di Washington DC dan Belanda.

“Betapa berartinya konfrensi itu, semua pemimpin dengan antusias yang tinggi, kepeduliannya terhadap manusia itu sangat terlihat. Dengan cara mereka masing-masing, penyakit HIV/AIDS ini jadi perhatian dan bahan masukan kepada seluruh pemimpin negara yang hadir.

(Baca ini: Orang asli Jayapura Tinggal 4%, Sisanya 96% adalah non-Asli Jayapura)

Mereka hadir dengan jajarannya, agar kepedulian dan perhatian yang nyata itu dapat dibuktikan dalam negaranya masing-masing, untuk menyelamatkan penduduk di muka bumi ini dari kematian yang tidak diinginkan.” Tutur Benhur.

Lanjut benhur soal pengalamannya dalam acara peduli kemanusiaan untuk HIV/AIDS sedunia itu, konferensi tersebut sangat jelas terlihat banyak kalangan dari semua umur yang hadir.

” Banyak orang yang datang jumlah mereka ribuan termasuk para tua-tua adat dari Suku Indian. Dan di situlah saya melihat kepedulian itu ada. Baik pemimpinnya sendiri, tokoh agamanya dan semua orang begitu antusias peduli.

Jadi pemimpin itu jangan hanya diam, retorika melulu. Kita tidak boleh santai dan tertidur melihat ambruknya moral generasi ini, yang jelas akan terus melanjutkan tongkat ekstafet di bumi ini setelah kita tiada.” Pesan Mano.

Walikota Jayapura Benhur Tommy Mano dalam kepemimpinannya selama dua periode ini, diketahui juga telah meminta bantuan kepada komunitas panguyuban yang tersebar di Kota Jayapura, untuk bersama melakukan sosialisasi pencegahan penyakit berbahaya HIV/AIDS ke masyarakat.

(Baca ini: 5 Suku di Kabupaten Keerom Papua Punah)

Dalam kesempatan yang luar biasa itu, Benhur ikut menyinggung soal adalah penjualan miras di kota Jayapura yang masih berjalan.

” Jangan masyarakat berpikir saya tidak mengikuti perkembangan kota ini dan pengaruh Miras di tengah kehidupan masyarakat. Kalau ada masyarakat yang menganggap bahwa Miras adalah pintu masuk, maka kita akan mencari cara untuk menutupnya.

Ada caranya, bukan datang ke kantor Walikota dan demo saya. Karena persoalan Miras dan AIDS ini adalah persoalan dan tanggung jawab kita bersama.

Kemudian saya ini orang Papua, kulit hitam dan rambut keriting. Masakan saya tidak peduli dengan orang Papua yang adalah masyarakat saya sendiri?.

Saya sudah memimpin dua periode ini banyak hal yang positif sudah saya buat untuk kepentingan orang Papua di Kota in. Dan akan saya lakukan terus-menerus, selama tangan, hati dan pikiran saya masih dipercayakan untuk berkarya demi Negeri tercinta ini.”

“Hen Tecahi Yo Onomi T’mar N Hanased”: “Memiliki Satu Hati, Membangun Kota Untuk Kemuliaan Tuhan.” Tutup Walikota Jayapura memberi dengan mengucapkan motto pemkot Jayapura.


Copyright ©Kabardaerah "sumber"
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar