Kamis, 05 September 2019

Kepala Komisi Tinggi HAM PBB: Saya Terganggu dengan Kekerasan di Papua

Buletinnusa
Kepala Komisi Tinggi HAM PBB: Saya Terganggu dengan Kekerasan di Papua
Michelle Bachelet Komisioner HAM PBB Angkat Bicara soal situasi terkini Papua.
No. 1 PAPUA Merdeka News | Portal

Diskriminasi rasialis dan persekusi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, yang memantik protes massal di Tanah Papua, kekinian menjadi fokus perhatian Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR).

Kepala OHCHR Michelle Bachelet, dalam pernyataan resmi tertulis, Rabu (4/9/2019), menegaskan dirinya terganggu dengan meningkatnya kekerasan terhadap rakyat Papua serta Papua Barat, dalam dua pekan terakhir.

“Saya terganggu dengan meningkatnya kekerasan dalam dua minggu terakhir di provinsi Papua dan Papua Barat Indonesia, dan terutama kematian beberapa demonstran dan personel pasukan keamanan,” mantan Presiden Chile tersebut.

(Baca ini: Petisi Referendum Kembalikan Papua di PBB)

Ia menuturkan, OHCHR terus mengamati perkembangan situasi di Papua sejak Desember 2018, dan telah menyampaikan hal tersebut kepada pihak berwenang Indonesia.

“Seharusnya tidak ada tempat untuk kekerasan semacam itu di Indonesia yang demokratis dan beragam. Saya mendorong pihak berwenang untuk terlibat dalam dialog dengan rakyat Papua dan Papua Barat mengenai aspirasi dan keprihatinan mereka,” kata dia.
Kepala Komisi Tinggi HAM PBB: Saya Terganggu dengan Kekerasan di Papua
Pernyataan resmi Kepala Komisi HAM PBB Michelle Bachelet soal kekerasan di Papua. [PBB]
Bachelet mengatakan, menyambut seruan Presien Jokowi dan sejumlah tokoh terhadap sikap diskriminasi rasialis.

“Rasisme dan diskriminasi adalah masalah lama dan serius di Provinsi Papua serta Papua Barat. Saya mencatat beberapa penangkapan telah dilakukan dan beberapa anggota pasukan keamanan telah ditangguhkan sehubungan dengan serangan kekerasan awal terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang,” tuturnya.

“Tetapi saya khawatir tentang laporan bahwa milisi dan kelompok nasionalis juga aktif terlibat dalam kekerasan. Para pembela hak asasi manusia setempat, pelajar dan jurnalis telah menghadapi intimidasi dan ancaman dan harus dilindungi,” kata politikus Partai Sosialis Chile tersebut.

(Baca ini: ULMWP: PBB Segera Intervensi Papua, Sebelum Pembantaian yang Lebih Besar Seperti Insiden Santa Cruz - #URGENT)

Untuk diketahui, sejumlah demonstran tewas tertembak ketika menggelar aksi di Degiyai Papua. Termutakhir, pengacara HAM yang banyak bersuara tentang hak-hak rakyat Papua, yakni Veronica Koman juga ditetapkan sebagai tersangka provokator kerusuhan Papua.


Posted by: Admin
Copyright ©Suara "sumber"
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar