Minggu, 26 November 2017

Baru Ingin Kembangkan Pertanian, Pemkab Blora Gandeng IPB Bogor

Buletinnusa -
Pemkab Blora dan IPB Bogor menjalin kerjasama yang ditandai dengan penandatanganan MoU. (foto: dok-ipb)
BOGOR. Potensi pertanian di Kabupaten Blora yang sangat besar baik tanaman pangan, maupun hortikultura rupanya akan digarap serius oleh Pemkab setempat dengan menggandeng pihak luar, salah satunya Institut Pertanian Bogor (IPB).

Seperti yang dilansir dalam siaran pers IPB Bogor, belum lama ini Bupati Djoko Nugroho bersama kepala dinas terkait datang langsung ke Bogor untuk melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) tentang Tri Darma Perguruan Tinggi yang salah satunya menyepakati tentang pengembangan pertanian.

Bertempat di IPB International Convention Center (IICC), penandatanganan MoU dilakukan Rektor IPB yang diwakili sekretaris Institut yakni Dr. Ibnul Qayim dengan Bupati Blora, H. Djoko Nugroho, Rabu (8/11/2017) lalu.

Bupati Djoko Nugroho menyambut baik penandatanganan MoU dengan IPB dan berharap ini menjadi awal mula kerjasama pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Blora.

“Seluruh dinas terkait harus bisa melaksanakan kerjasama dengan IPB untuk mengembangkan agribisnis Blora sebagai penggerak perekonomian dan sarana untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan petani Blora,” ucap Bupati dalam acara tersebut.

IPB dengan Pemerintah Kabupaten Blora mengharapkan kerjasama yang telah dijalin dapat dilaksanakan dengan lancar dan sukses, dan memberikan dampak yang luas.

Dr. Ibnul Qoyim Sekretaris Institut yang mewakili Rektor IPB menyampaikan bahwa sudah tepat bahwa inti kerjasama dalam bidang Tridarma mengedepankan Agribisnis, sebagaimana diketahui bahwa agribisnis merupakan cara pandang baru yang mengintegrasikan sistem dan usaha pertanian dari hulu ke hilir.

“IPB memiliki pengalaman dan model dalam pengembangan wilayah berbasis Agribisnis sesuai dengan visi IPB 2045 yakni ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dalam memperkokoh martabat bangsa melalui pendidikan tinggi unggul pada tingkat global di bidang pertanian, kelautan dan biosains tropika” ucapnya.

Sementara itu Dr. Dwi Rachmina, Ketua Departemen Agribisnis FEM IPB menyampaikan bahwa Agribisnis akan menciptakan sistem nilai yang melibatkan petani kecil hingga industri nasional. Agribisnis yang inklusif merupakan cara baru memandang rantai agribisnis dimana melibatkan seluruh stakeholder, petani, swasta, LSM dan pemerintah.

“Saat ini, agribisnis yang inklusif belum dapat berjalan sebagaimana mestinya, padahal dapat membantu masyarakat secara luas. Semoga nanti bisa dilaksanakan di Blora,” harapnya. (res-infoblora)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar