Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Sekretaris Kota (Sekot) Ambon, Anthony Gustaf Latuheru membantah dirinya menyebarkan isu atau informasi sesat tentang akan adanya gempa susulan dengan skala lebih besar dan menimbulkan air pasang (tsunami) sehingga membuat warga di ibu kota provinsi Maluku menjadi panik.
"Saya secara resmi menyatakan tidak pernah menyebarkan informasi dalam bentuk apapun apalagi yang mengatas namakan Sekot Ambon," tegas Anthony Latuheru, dikonfirmasi di Ambon, Senin (31/10) malam.
Dia menyatakan, pesan pendek yang mengatas namakan Sekot Ambon yang beredar di tengah masyarakat melalui media sosial dan bernada menyesatkan adalah tidak benar adanya.
Pesan pendek yang beredar melalui pesan singkat dan beberapa media sosial yang mengatas namakan Sekot Ambon berisi pesan bahwa dalam jangka waktu satu hingga dua jam mendatang akan ada gempa berkekuatan lebih besar dan berdampak menimbulkan tsunami sehingga warga perlu waspada dan mengungsikan diri ke tempat yang aman.
Informasi menyesatkan tersebut berdampak menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat Kota Ambon, paska diguncang gempa tektonik beruntun yang menggoncang Kota dan Pulau Ambon pada Senin malam, sehingga sebagian besar warga terutama yang tinggal di pesisir pantai memilih mengungsikan diri ke tempat yang lebih tinggi.
Selain itu beredar isu bahwa telah terjadi air laut surut dan akan disusul tsunami pada beberapa kawasan pesisir pantai, sehingga berdampak menimbulkan kepanikan warga, terutama wanita dan anak-anak mengungsikan diri ke tempat lebih tinggi dan aman.
"Jadi sekali lagi saya tegaskan bahwa tidak pernah memberikan atau menyebar informasi apapun berkaitan dengan perkembangan gempa beruntun yang mengguncang kota Ambon. Ini ulah oknum-oknum tidak bertangung jawab untuk memperkeruh situasi dan mengambil keuntungan di tengah kepanikan warga," katanya.
Karena itu dia berharap warga di ibu kota provinsi Maluku tersebut tidak panik dan terprovokasi oleh isu-isu menyesatkan dan berharap masyarakat juga tidak menyebarkan informasi palsu yang menyebabkan kondisi Ambon semakin keruh.
Sedangkan Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy menegaskan, berdasarkan hasil koordinasi maupun informasi resmi dari BMKG Maluku, gempa beruntun dengan skala berbeda tersebut tidak akan menimbulkan tsunami.
"Karena itu saya mengimbau masyarakat tidak panik dan tidak meninggalkan rumah sebab bisa saja situasi ini dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab untuk melakukan pencurian," katanya.
Dia juga meminta warga untuk tidak mengirimkan foto atau gambar-gambar yang telah direkayasa dan tidak benar karena akan memperkeruh suasana dan menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.
"Siapa pun yang menyebarkan berita bohong (hoax) serta foto dan gambar yang tidak sesuai kondisi di lapangan, maka akan dilaporkan ke Kepolisian untuk diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku," ujar Richard.
Kepala Bidang Informasi Gempa bumi dan Peringatan Dini Tsunami, BMKG, Daryono secara terpisah menjelaskan, Gempa bumi berulang kali mengguncang Ambon, diduga akibat aktivitas sesar naik Selatan Seram.
"Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya maka gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal diduga akibat aktivitas sesar naik Selatan Seram," katanya.
Hal ini kata Daryono sesuai dengan hasil analisis mekanisme sumber yang menunjukkan bahwa seluruh gempa yang terjadi memiliki mekanisme sumber sesar naik (Thrust Fault).
BMKG memastikan gempa tak berpotensi tsunami sehingga masyarakat diimbau untuk tenang.
"Kepada masyarakat di sekitar wilayah Kota dan Pulau Ambon dihimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami," ujar Daryono.
Berdasarkan pantauan, sebagian kecil warga masih terlihat bergerombol pada ruas-ruas jalan, terutama yang bermukim di daerah pesisir pantai, sedangkan mobil unit penerangan milik Polda Maluku maupun Kominfo, Kota Ambon dan pemprov Maluku, dikerahkan untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat agar tidak mempercayai isu tsunami.
Sedikitnya terjadi delapan kali gempa dengan kekuatan bervariasi dan goncangannya membuat panik masyarakat. Gempa paling kuat yakni dengan skala 6,2 Skala Richter yang terjadi pukul 20.50.50 WIT pada kedalaman 10 KM di bawah permukaan laut dengan lokasi 38 kilometer Barat Daya Pulau Ambon.
Episentrum gempa yakni pada posisi 3.69 LS dan 127.85 BT, sedangkan gempa setempat yang dirasakan yakni antara V - VI MMI di Kota Ambon dan sekitarnya. (MP-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar