Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Ambon masih menemukan 23 sarana produk pangan yang tidak memenuhi syarat yang menjual produk Tanpa Izin Edar (TIE).
"Hasil pengawasan yang dilakukan jelang Natal dan Tahun baru di 11 kabupaten dan kota di provinsi Maluku, masih ditemukan 23 sarana yang menjual produk TIE, rusak maupun kadaluarsa," kata Kepala BPOM Ambon, Sandra Linthin, Kamis (28/12).
Menurut dia, pengawasan yang dilakukan di sejumlah sarana yang menjual produk pangan seperti distributor, toko, swalayan maupun pasar ditemukan 198 item pangan atau 11.889 produk.
"198 item pangan yang ditemukan yang terbanyak merupakan produk TIE dengan nilai ekonomis sebesar Rp400 juta," ujarnya.
Ia mengatakan, pengawasan telah dilakukan di kota Ambon, Tual, kabupaten Maluku Tenggara (Malra) dan Buru Selatan, sedangkan Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Seram Bagian Barat (SBB) sementara berlangsung.
"Sebelumnya tim telah melakukan pengawasan di kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Seram bagian Timur (SBT) dan Buru," katanya.
Sandra menjelaskan, pemeriksaan dan pengawasan sarana pangan dilakukan di 10 kabupaten dan kota di provinsi Maluku sejak awal hingga akhir Desember 2017, guna memastikan produk pangan yang dijual sesuai ketentuan layak dikonsumsi masyarakat.
Pemeriksaan sarana lanjutnya, merupakan kegiatan rutin dilaksanakan tetapi menjelang hari raya keagamaan difokuskan pada kebersihan toko dan gudang serta penjualan komoditi pangan yang kadaluarsa serta tidak memiliki ijin edar.
Pemeriksaan dan pengawasan dilaksanakan dua tahap yakni tahap pertama untuk barang kadaluarsa dan tidak memiliki ijin edar serta tahap kedua untuk kebersihan dan kenyamanan toko.
"Sarana pangan yang tidak penuhi ketentuan telah diberikan pembinaan agar kedepan tidak lagi menjual produk pangan kadaluarsa, serta memperhatikan kebersihan dan kenyamanan sarana," katanya.
Ditambahkannya, pengawasan yang dilakukan ini mengalami penurunan 57 persen dibandingkan tahun 2016 untuk sarana maupun produk pangan.
"Tahun ini kita beryukur terjadi penurunan walaupun masih ada produk TIE yang ditemukan khususnya biskuit dan susu, sementara pangan rusak juga masih ditemukan pada makanan kaleng seperti ikan dan sayur dalam kemasan kaleng," tandas Sandra. (MP-6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar