Buletinnusa
Langgur, Malukupost.com - Program Kerjasasama Diseminasi Hasil Penelitian Loka Konservasi Biota Laut Tual LIPI dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) menggelar Pelatihan Budidaya Lola (Trochus nilotichus) Masyarakat Nelayan Kabupaten Malra, Langgur, Selasa (31/10).
Bupati Malra, Anderias Rentanubun, dalam sambutannya yang disampaikan Wakil Bupati Yunus Serang, mengatakan, penyelenggaraan Pelatihan Budidaya Lola pada saat ini sangat sejalan dengan komitmen Pemerintah Daerah untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup, secara khusus lingkungan pesisir dan laut yang merupakan sumber utama kekayaan alam di daerah ini.
“Karakteristik daerah kepulauan dengan jumlah pulau mencapai 68 buah, menjadikan Malra dan/atau Kepulauan Kei sebagai suatu daerah dengan potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar,” ujarnya.
Dijelaskan Rentanubun, potensi yang besar tersebut perlu untuk dikelola dengan baik, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, karena hal ini penting bagi keberlanjutan dan kelestarian lingkungan serta sumber daya dan/atau potensi tersebut. Komoditi Lola sejak zaman dahulu kala telah diupayakan oleh warga masyarakat Kei, baik di pulau Kei Besar maupun di Kei Kecil. Lola sudah menjadi salah satu sumber penghasilan warga sejak era tahun 70-an sampai dengan 90-an.
“Seiring dengan semakin tingginya permintaan pasar di berbagai belahan dunia, eksploitasi pada komoditi ini dilakukan secara besar-besaran, sehingga mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan serta menurunnya angka komoditi Lola itu sendiri,” katanya.
Rentanubun mengakui, kerusakan lingkungan dan turunnya jumlah spesies Lola yang terjadi, telah mengakibatkan terjadinya pergeseran, dimana Lola yang dahulu sangat banyak diusahakan oleh warga, kini sangat jarang dijumpai.
“Menyadari akan peluang besar yang dapat diperoleh dari pemanfaatan potensi ini, maka sejak tahun 2016, Pemerintah Daerah bekerjasama dengan LIPI telah mengupayakan pengadaan anakan Lola yang akan disebar ke masyarakat untuk dibudidayakan, dalam rangka konservasi dan pelestarian. Keberadaan biota ini di pesisir, akan berdampak pada semakin pulihnya eksositem lingkungan laut kita, yang telah menurun kualitasnya,” ungkapnya.
Rentanubun katakan, para peserta pelatihan yang datang dari ohoi masing-masing adalah merupakan ohoi-ohoi pilihan yang sesuai dengan karakteristik wilayahnya sangat cocok untuk pembudidayaan Lola.
“Saya yakin bahwa kompetensi dan keahlian teman-teman dari LIPI sudah sangat memadai, sehingga dalam menentukan lokasi sebaran Lola ini pasti telah dipertimbangkan secara matang,” tandasnya.
Bupati Rentanubun berharap, para kepala ohoi beserta perangkat dan seluruh peserta pelatihan, agar benar-benar secara serius berusaha untuk sedapat mungkin memahami dan berupaya mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan ini.
“Saya harapkan para peserta pelatihan untuk serius dan mengikuti semua proses pelatihan ini dengan baik, sehingga ketika saudara-saudara kembali ke ohoi masing-masing akan mampu mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang diperoleh hari ini, dan ketika kembali ke ohoi nanti, agar dapat membagikan apa yang diterima pada pelatihan ini kepada saudara-saudara kita di ohoi yang belum berkesempatan mengikuti pelatihan,” tandasnya.
Rentanubun menambahkan, Pemda Malra menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada LIPI Malra atas kontribusi sesuai dengan keahliannya, melakukan pemijahan Lola serta menyelenggarakan pelatihan budidaya ini.
“Kedepan, kita harapkan bersama agar masyarakat kita mampu untuk mengelola potensi yang ada secara bijak, tidak hanya pada biota laut, namun juga biota lainnya,” pungkasnya.
Untuk diketahui, para peserta yang mengikuti Pelatihan ini berasal dari wilayah Kei Besar dan Kei Kecil, diantaranya dari ohoi Ohoirenan, ohoi Sather, ohoi Har, ohoi Ohoider Tom, ohoi Elaar dan ohoi Dunwahan, dengan jumlah peserta sekitar 24 orang. (MP-11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar