"Indeks harga konsumen (IHK) di Kota Ambon turun dari 134,45 pada Juni 2019 menjadi 134,41 pada Juli 2019," kata Kepala BPS Maluku Dumangar Hutauruk di Ambon, Kamis (1/8).
Inflasi tahun kalender Kota Ambon periode Januari-Juli 2019 sebesar 3,21 persen dan inflasi dari tahun ke tahun (Juli 2019 terhadap Juli 2018) sebesar 5,50 persen.
Dumangar mengatakan, deflasi di Kota Ambon terjadi akibat adanya penurunan IHK pada dua kelompok pengeluaran yakni sandang sebesar 3,34 persen, dan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,97 persen.
Sedangkan lima kelompok pengeluaran mengalami inflasi tertinggi yakni pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 3,46 persen, bahan makanan sebesar 1,57 persen, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,88 persen, kesehatan sebesar 0,25 persen, dan perumahan, ar, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,9 persen.
"Komoditas-komoditas dalam paket komoditas IHK Kota Ambon yang memberikan andil terhadap inflasi di Kota Ambon sebesar 0,9368 persen, sebaliknya penurunan harga yang terjadi memberikan andil bagi inflasi Kota Ambon sebesar -0,9678 persen," katanya.
Komoditas yang dominan menyumbang infladi di Kota Ambon adalah akademi/perguruan tinggi, ikan layang, cabai rawit, dan emas perhiasan. Komoditas yang menyumbang terjadinya deflasi adalah angkutan udara, gaun/terusan, kangkung, celana pendek laki-laki, dan kemeja pendek katun.
Dumangar mengatakan, dari 82 kota IHK di Indonesia tercatat 55 kota mengalami inflasi dan 27 mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,88 persen dengan IHK sebesar 148,33, inflasi terendah terjadi di Kota Makassar sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 139,39," ujarnya.
Pada Juli 2019 Kota Ambon menduduki peringkat 63, inflasi bulanan Kota Ambon menduduki peringkat 58, inflasi tahun kalender Kota Ambon menduduki peringkat empat. (MP-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar