"Pengawasan yang kita lakukan saat uji sampel takjil ternyata masih banyak pedagang yang belum menutup jualan dengan plastik, atau menyiapkan etalase untuk menyajikan makanan, tetapi makanan dijual secara terbuka," kata Kepala BPOM Ambon, Hariani, Rabu (23/5).
Ia mengatakan, makanan yang dijual tidak hanya bebas dari bahan berbahaya seperti Rhodamin B, Boraks dan metanil yellow, tetapi juga dari sisi kebersihannya.
Kepala BPOM Ambon, Hariani |
"Kami terus berupaya agar para pedagang tidak lagi menjual makanan dalam kondisi terbuka,di tepi jalan. Tetapi bagaimana makanan tersebut harus dilindungi agar tidak terkena kotoran," ujarnya.
Hariani mengakui, jelang Ramadhan petugas BPOM telah melakukan sosialisasi ke para penjual takjil yakni bagaimana tidak menggunakan bahan pewarna, pemanis buatan, yang terpenting adalah faktor kebersihan.
"Fokus kami adalah pembinaan karena para pedagang ini hanya menjual, bukan dia yang membuat. Jadi kami akan mengajarkan cara penyajian makanan yang bersih agar tidak terkontaminasi bakteri," katanya.
Dijelaskannya, takjil yang dijual mudah tercemar kuman karena cara menjualnya tidak tertutup sehingga debu dan kuman dengan mudah mencemari.
"Kita berharap kedepan para pedagang tidak lagi menjual takjil secara terbuka, tetapi minimal ditutup plastik transparan dan terutama saat mengambil makanan menggunakan sarung tangan plastik," tandasnya.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus melakukan pengawasan agar para pedagang kedepan lebih memperhatikan standar kebersihan.
"Fokus kami adalah pembinaan karena para pedagang ini hanya menjual, bukan dia yang membuat. Jadi kami akan mengajarkan cara penyajian makanan yang bersih agar tidak terkontaminasi bakteri." kata Hariani. (MP-3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar