Kamis, 24 Mei 2018

Lonjakan Tajam Harga Telur Resahkan Warga SBB

Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Lonjakan tajam harga telur ayam ras yang dijual pedagang di pasar Piru, ibu kota kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), meresahkan warga setempat, terutama yang sedang menunaikan ibadah Puasa 2018.
Ambon, Malukupost.com - Lonjakan tajam harga telur ayam ras yang dijual pedagang di pasar Piru, ibu kota kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), meresahkan warga setempat, terutama yang sedang menunaikan ibadah Puasa 2018.

Salah seorang warga dusun Uhe, Hamidah, dihubungi dari Ambon, Kamis (24/5), mengatakan, harga telur di pasar Piru melonjak tajam mencapai Rp65.000/rak (30 butir) dari sebelumnya Rp55.000/rak.

Padahal, dua pekan sebelumnya baru melonjak dari Rp50.000/rak menjadi Rp55.000/rak.

"Para pedagang beralasan dibeli dari toko di Piru yang ternyata menjual Rp2.000/butir," ujarnya.

Telur ayam ras yang dibeli di toko seharga Rp2.000/buah dijual Rp2.500/buah, sedangkan Rp65.000/rak .

"Kami mintakan Pemkab SBB melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) mengintensifkan pengawasan, baik stok maupun harga di pasar sehingga tidak meresahkan masyarakat, terutama umat Muslim yang sedang menunaikan ibadah Puasa," kata Hamidah.

Sedangkan, warga Piru, Merry Mahinterissa memandang perlu Bupati SBB, Yasin Payapo dan Wakil Bupati, Timotius Akerina melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di pasar untuk mengetahui perkembangan stok maupun harga bahan pokok masyarakat, terutama telur ayam ras yang dipasok dari Makassar, Sulawesi Selatan maupun Surabaya, Jawa Timur.

"Jangan karena kebutuhan telur saat bulan Puasa meningkat selanjutnya dimanfaatkan para pedagang menaikan harga yang meresahkan masyarakat, terutama para ibu rumah tangga beragama Muslim," ujarnya.

Merry yang mengakui beragama Kristen Protestan saja meresahkan lonjakan harga telur. Apalagi, basudara (saudara) Muslim yang menunaaikan ibadah Puasa.

"Apa yang dikerjakan tim pengawasan saat melakukan pemantauan, baik stok maupun harga bahan pokok masyarakat di pasar, terutama saat umat Muslim menunaikan ibadah Puasa," katanya.

Dia memandang perlu para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis dievaluasi kinerjanya agar yang kurang peduli terhadap kebutuhan masyarakat saat bulan Puasa diberi teguran keras.

"Bupati harus tegas terhadap pimpinan OPS teknis agar tidak menimbulkan keresahan terhadap masyarakat karena harga bahan pokok melonjak," tandas Merry. (MP-6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar