Presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI), Pdt Dorman Wandikbo. – Jubi/Dok. |
Hal itu disampaikan Pdt Dorman Wandikbo di sela peluncuran buku “Konflik Nduga: Tragedi Kemanusiaan Papua” yang berlangsung di Jayapura, Selasa (30/7/2019). “Kini banyak sekali penulis Papua. Itu bagus. Jika orang Papua tidak menulis peristiwa hari ini, generasi orang Papua berikutnya tidak akan mengetahui sejarah Papua,” kata Wandikbo.
Wandikbo menyebut buku “Konflik Nduga: Tragedi Kemanusiaan Papua” merupakan catatan peristiwa sejarah besar di Tanah papua yang sedang terjadi. Buku itu dipaparkan dengan data lapangan yang akurat, sehingga bisa dipertanggungjawabkan.
Wandikbo berharap pelucuran buku itu memacu semangat generasi muda Papua untuk terus menulis buku yang mengungkap persoalan Papua. “Kami dari pihak gereja terus mendorong agar ada penulisan buku seperti itu. Masalah Nduga saat ini bukan masalah lokal, tetapi sudah menjadi masalah internasional,” katanya.
Pembantu Rektor 3 Universitas Sains dan Teknologi Jayapura Isak Rumbarar mengatakan buku “Konflik Nduga: Tragedi Kemanusiaan Papua” dapat dijadikan referensi dan panduan dalam mengadvokasi kasus Nduga. “Saya naik ke Nduga selama dua minggu, dan saya telah mengamati situasi Nduga. Buku yang ditulis Markus Haluk ini sesuai dengan kondisi di sana,” katanya.
Rumbarar berharap terbitnya buku “Konflik Nduga: Tragedi Kemanusiaan Papua” dapat menggugah generasi muda Papua untuk memiliki semangat mengumpulkan dan mengolah data terkait berbagai persoalan di Papua. Ia juga berharap buku itu menggugah minat generasi muda Papua untuk membaca buku.
“Jangan jadikan media sosial sebagai referensi. Generasi muda Papua harus bisa melihat langsung kondisi di daerahnya, dan menuliskan situasi itu,” kata Rumbarar. (*)
Copyright ©Jubi "sumber"
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar