Co-Leader Partai Hijau Selandia Baru, Marama Davidson. |
Tumbuhnya jaringan solidaritas akar rumput itu telah mendorong Partai Hijau membuka desk khusus untuk Papua.
Desk tersebut secara resmi dibuka malam ini di Auckland oleh co-leader Partai Hijau, Marama Davidson dan anggota parlemen dari Partai Hijau,Golriz Ghahraman, sebagaimana diberitakan oleh radionz.co.nz.
Menurut Davidson, desk khusus itu akan menjadi pusat bagi penyelenggaraan acara, menjadi tuan rumah tamu internasional dan meningkatkan kesadaran tentang isu-isu seputar aspirasi kemerdekaan Papua dan pelanggaran hak asasi manusia di kawasan paling timur Indonesia tersebut.
“Ini untuk menciptakan ruang khusus bagi aktivis dan gerakan masyarakat sipil untuk mendukung aspirasi kemerdekaan Papua dan penentuan nasib sendiri,” jelasnya.
Dia mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, sebuah delegasi Pasifik dan Māori telah melibatkan diri dalam isu Papua dengan menggunakan keterampilan mengorganisasian komunitas mereka “untuk menjangkau rumah tangga awam untuk memperoleh solidaritas”.
Walau pemerintah Indonesia mengatakan telah menangani pelanggaran HAM historis di Papua dan mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk pembangunan ekonomi, Davidson mengatakan pelanggaran HAM yang serius terus terjadi. Hal itu meningkatkan perhatian rakyat Selandia Baru -- (Baca ini: Benny Wenda: Indonesia Kehilangan Argumen Politiknya di New Zealand).
“Ada kebangkitan khusus dimana mahasiswa dan aktivis muda Māori yang menggabungkan masalah penentuan nasib sendiri yang terjadi di sini (Selandia Baru) dengan apa yang terjadi di Papua.”
Ratusan mahasiswa Māori menunjukkan dukungan untuk hak asasi manusia Papua Barat di luar parlemen Selandia Baru, 25 Agustus 2016. |
“Ada sejumlah kampanye pengorganisasian yang terjadi di sekitar Aotearoa, dan mereka menjadi begitu kuat sehingga kami menyadari bahwa itu akan efisien dan strategis untuk Desk yang terpusat,” kata Davidson.
Golriz Ghahraman mengakui bahwa solidaritas terhadap Papua adalah masalah yang sensitif bagi Indonesia. Masalah Papua tidak menonjol dalam pembicaraan Presiden Joko Widodo dengan perdana menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, dalam kunjungannya Maret lalu. Pembicaraan mereka berfokus pada pertumbuhan perdagangan antara kedua negara.
Pendukung dan anggota Desk Papua Barat di Auckland. |
“Saya pikir apa yang akan diterima oleh Selandia Baru adalah bahwa itu tidak lagi cukup baik, bahwa kita perlu memastikan bahwa kita menyoroti masalah HAM, dan bahwa kita tidak melihat perjanjian perdagangan atau hubungan diplomatik apa pun sebagai alasan untuk meletakkan isu HAM di bawah karpet. “
Meja itu akan memberikan “terang yang lebih jelas tentang apa yang sebenarnya terjadi di Papua,” kata Davidson. Ia menambahkan sangat penting bahwa inisiatif solidaritas itu datang “dari bawah.”
________________________
...Baca juga beberapa postingan terkait New Zealand (Selandia Baru) berikut ini:
- Pemerintah New Zealand Tolak Petisi HAM West Papua
- 320 Ribu Pekerja Selandia Baru Dukung Hak Penentuan Nasib Sendiri West Papua
- Band Katchafire Mendukung Papua Merdeka dari Aotearoa New Zealand!
Copyright ©Radio New Zealand "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar