Minggu, 28 Januari 2018

120 Pemuda Lintas Agama Bertemu Di Ambon

Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Sedikitnya 120 pemuda lintas agama dari seluruh provinsi di Tanah Air bertemu untuk mengikuti National Interfaith Youth Camp (IYC) 2018 atau Perkemahan Pemuda Lintas Agama 2018 di Kota Ambon, Maluku. Direktur Ambon Reconciliation and Mediation Center (ARMC) Abidin Wakano di Ambon, Minggu (28/1), mengatakan, IYC menjadi sebuah ruang dan arena yang memungkinkan generasi muda dapat berjumpa, berbagi pengetahuan dan pengalaman antrsesama yang berasal dari daerah berbeda di seluruh Indonesia dan memiliki latar belakang identitas beragam, baik agama maupun suku.
Ambon, Malukupost.com - Sedikitnya 120 pemuda lintas agama dari seluruh provinsi di Tanah Air bertemu untuk mengikuti National Interfaith Youth Camp (IYC) 2018 atau Perkemahan Pemuda Lintas Agama 2018 di Kota Ambon, Maluku.

Direktur Ambon Reconciliation and Mediation Center (ARMC) Abidin Wakano di Ambon, Minggu (28/1), mengatakan, IYC menjadi sebuah ruang dan arena yang memungkinkan generasi muda dapat berjumpa, berbagi pengetahuan dan pengalaman antrsesama yang berasal dari daerah berbeda di seluruh Indonesia dan memiliki latar belakang identitas beragam, baik agama maupun suku.

ARMC merupakan lembaga perdamaian yang berada di bawah naungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon. Berdiri sejak 2012, ARMC telah berkali-kali melakukan advokasi perdamaian di kalangan masyarakat akar rumput.

IYC dan Perkemahan Pemuda Lintas Agama yang berlangsung 25 - 30 Januari 2018 di Pantai Liang, Pulau Ambon, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, diikuti 120 pemuda dari 33 provinsi.

Para peserta yang mengikuti kegiatan selama sepekan tersebut telah terpilih melalui seleksi terbuka dan dipilih secara khusus karena alasan kasus diskriminasi dan kekerasan tertentu.

IYC 2018 dimaksudkan untuk memperkuat jaringan pemuda lintas agama di tengah-tengah maraknya polarisasi isu-isu politik identitas dan fenomena kekerasan mengatasnamakan agama yang menyebabkan disharmonisasi kalangan muda.

"Karena itu, para pemuda tidak hanya bertemu tetapi juga diisi dengan beragam kegiatan yang memperkokoh rasa persatuan, di antaranya outbond, penanaman pohon sebagai simbol perdamaian dan kunjungan ke sekolah-sekolah lintas agama yang telah disatukan dalam kultur ikatan dan kultur budaya orang Maluku yakni "Pela" (hubungan kekerabatan antara kelompok warga yang berlainan agama atau sejenis)," katanya.

Melalui proses berbagi ini diharapkan generasi muda Indonesia memiliki perspektif, sikap dan pendirian yang relative sama dalam memotret dinamika, perubahan dan perkembangan kehidupan keberagaman di Indonesia.

IYC juga adalah sebuah momentum bagi generasi muda Indonesia untuk menjelaskan dan menegaskan komitmen dan konsistensi mereka untuk menjadi bagian dari pemecah masalah (problem solver) berbangsa dan bernegara.

"Dengan komitmen ini generasi muda Indonesia diharapkan mampu memainkan peran strategis dan mengambil tanggung jawab proporsional dalam mendorong dan mengakselerasi proses pembangunan bangsa," tandas Abidin.

Kegiatan yang telah beberapa kali berlangsung di Ambon tersebut juga bertujuan Meningkatkan kemampuan pemimpin muda dalam merespon kebutuhan masyarakat di lingkungan mereka, dengan menunjukkan sikap menghormati perbedaan dalam rangka menciptakan masyarakat yang terbuka.

Membuka ruang berbagi pengalaman pribadi antarpeserta tentang konflik dan kekerasan, baik dalam konteks kehidupan berbudaya maupun beragama, memperkaya pemimpin muda dengan keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk bekerja sama dengan kelompok agama-agama berbeda yang menentang intoleransi, radikalisme, kekerasan ekstrimis di lingkungan masyarakat.

Memperluas kemampuan pemimpin muda agama-agama dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan dialog di lingkungan masing-masing dalam rangka menghadapi radikalisasi, intoleransi dan kekerasan.

Mendorong dan mendukung berbagai peran yang diambil dan mainkan peserta sebagai pemimpin muda dalam melakukan kerja-kerja pembangunan perdamaian di lingkungan tempat mereka bermasyarakat serta memfasilitasi peserta dalam membentuk jejaring sebagai bentuk perlawanan terhadap radikalisme dan kekerasan ekstrimisme secara berkelanjutan.

Hasil yang diharapkan dari kegiatan tersebut yakni terselenggara kegiatan IYC sebagai wadah berhimpun pemuda dengan latar belakang agam dan budaya berbeda dalam rangka pencegahan pemuda dari kekerasan dan ekstrimisme serta terbentuk "Peace Ranger" antarpemuda Indonesia. (MP-3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar