Selasa, 23 Januari 2018

Bulog Maluku Gelar OP Bersama 82 Pedagang

Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Devisi Regional Perum Bulog Maluku menggelar operasi pasar (OP) cadangan beras pemerintah sejak 8 Januari lalu dengan melibatkan sedikitnya 82 pedagang eceran di pasar tradisional, baik di Kota Ambon, Tual dan juga Ternate, Provinsi Maluku Utara. "Ke-82 pedagang eceran itu terpencar masing-masing di Kota Ambon sebanyak 25 orang yang ada di pasar Mardika dan Batu merah, di Kota Tual sebanyak delapan orang di lokasi pasar Langgur dan Kota Tual, 49 pedagang eceran lainnya di Kota Ternate,"kata Kepala Bidang Pelayanan Publik Perum Bulog Maluku Armin Bandjar di Ambon, Selasa (23/1).
Ambon, Malukupost.com - Devisi Regional Perum Bulog Maluku menggelar operasi pasar (OP) cadangan beras pemerintah sejak 8 Januari lalu dengan melibatkan sedikitnya 82 pedagang eceran di pasar tradisional, baik di Kota Ambon, Tual dan juga Ternate, Provinsi Maluku Utara.

"Ke-82 pedagang eceran itu terpencar masing-masing di Kota Ambon sebanyak 25 orang yang ada di pasar Mardika dan Batu merah, di Kota Tual sebanyak delapan orang di lokasi pasar Langgur dan Kota Tual, 49 pedagang eceran lainnya di Kota Ternate,"kata Kepala Bidang Pelayanan Publik Perum Bulog Maluku Armin Bandjar di Ambon, Selasa (23/1).

Sedangkan beras yang sudah terjual hingga hari ini tercatat sebanyak 236, 673 ton, masing-masing untuk Kota Ambon 140,708 ton, Kota Tual 68,615 ton, dan Kota Ternate sebanyak 27, 350 ton.

Armin mengatakan, cara penyaluran beras CBP yakni untuk para pedagang eceran sebanyak 250 kg/hari, sedangkan toko sebanyak satu ton, hanya saja jatah ini tidak disalurkan setiap hari.

"Jadi ada waktu yang di minta oleh pedagang eceran dalam kurung waktu empat hingga lima hari baru di drop lagi, sama dengan pedagang di toko, hanya saja untuk toko sebanyak satu ton," ujarnya.

Jadi tidak semua pedagang atau pemilik toko mengajukan permintaan setiap hari, lanjutnya, tergantung stok yang ada, kalau sudah berkurang baru mereka minta lagi.

Armin mengatakan, OP disepakati harganya Rp10.000/kg. Ini mempertimbangkan kondisi di lapangan. Arahan dari Menteri Perdagangan, HET di Maluku dan Papua untuk beras medium adalah Rp10.250/kg, dengan toleransi turun Rp100 yakni Rp10.150/kg.

Hal ini sangat menguntungkan, dari hasil evaluasi selama dilancarkannya kegiatan op CBP ternyata semua harga beras yang ditawarkan para pedagang di pasar tradisional baik jenis beras premium maupun medium masih tetap normal tidak ada terjadi perubahan harga yang melebihi harga eceran tertinggi (HET).

"Seperti misalnya beras premium mereka Tawon dan Bulir Mas masih dijual dengan harga Rp13.500/kg, masih di bawah harga HET Rp13.600/kg," ujarnya.

Jadi masih bisa teratasi, lanjutnya, selain itu Satgas pangan dari Pemerintah Maluku juga melakukan pemantauan dan pengawasan setiap hari. (MP-3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar