Senin, 29 Januari 2018

SMPN 9 Ambon Dan SMPN 4 Salahutu Gelar Panas Pela

Buletinnusa

Assagaff: "Panas Pela Ini Jadi Contoh Bagi Sekolah Lain"

Ambon, Malukupost.com - Salah satu bentuk kearifan lokal yang punya peran sangat besar bagi proses integrasi di daerah ini, yaitu pela. Dimana pela merupakan suatu bentuk persuadaraan negeri atau desa, baik antar kristen dengan islam , islam dengan islam, maupun kristen dengan kristen yang terbentuk karena suatu peristiwa penting pada masa lalu, demikian disampaikan Gubernur Maluku, Said Assagaff dalam sambutannya pada acara panas Pela SMPN 9 Ambon dan SMPN 4 Salahutu, Senin (29/1).
Ambon, Malukupost.com - Salah satu bentuk kearifan lokal yang punya peran sangat besar bagi proses integrasi di daerah ini, yaitu pela. Dimana pela merupakan suatu bentuk persuadaraan negeri atau desa, baik antar kristen dengan islam , islam dengan islam, maupun kristen dengan kristen yang terbentuk karena suatu peristiwa penting pada masa lalu, demikian disampaikan Gubernur Maluku, Said Assagaff dalam sambutannya pada acara panas Pela SMPN 9 Ambon dan SMPN 4 Salahutu, Senin (29/1).

“Seperti perang atau bencana, karena saling berdamai atau membantu, dari situlah mereka angkat pela dan bersumpah, dengan cara meminum daerah atau makan siri pinang. Hingga kini budaya pela tetap terpelihara dari generasi ke generasi,” ujarnya.

Menurur Assagaff, hal yang sangat menarik, upaya transformasi nilai-nilai pela terus dilakukan, salah satunya adalah angkat pela pendidikan, sebagaimana pela pendidikan SMPN 9 Kota Ambon yang hampir 100 persen siswa dan gurunya kristen dengan SMPN 4 Salahutu di liang, Kabupaten Maluku Tengah, yang 100 persen siswa dan gurunya muslim.

“Hal ini juga pernah dilakukan IAIN Ambon dan UKIM Ambon. karena itu saya sangat bahagia dengan acar panas pela pendidikan hari ini. Saya harap sekolah-sekolah lain di daerah ini dapat mencontohnya, di tengah menguatnya polaritas masyarakat dalam bentuk ujaran-ujaran kebencian, fitnah, berita bohong, dan intimidasi di media sosial, yang kita ketahui, generasi milenial zaman now menjadi sonsumen terbesar,”ungkapnya.

Dijelaskan Assagaff, Dirinya mengungkapkan, Maluku memang pernah mengalami konflik kemanusiaan yang sangat dramatis pada tahun 1999 – 2003, yang terkenal sebagai salah satu konflik sipil atas nama agama terbesar di abad ini. Ribuan orang meninggal dunia, puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal, dan ratusan ribu orang menjadi pengungsi. Bahkan, angka pertumbuhan ekonomi turun pada titik terendah yaitu minus 27,4 persen.

“Namun sekarang Maluku sudah bertransformasi menjadi salah satu provinsi yang punya indeks kerukunan terbaik di Indonesia, selain Bali dan NTT,” katanya.

Assagaff menambahkan, berdasarkan data BPS provinsi Maluku merupakan provinsi yang memiliki indeks kebahagian tertinggi di Indonesia dan pada tahun 2017 juga masuk kategori daerah yang punya indeks demokrasi terbaik di Indonesia.

Succes strory pembangunan perdamaian di Maluku yang dicapai saat ini, merupakan hasil perjuangan semua kelompok masyarakat, pemerintah serta TNI dan Polri,”pungkasnya. (MP-7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar