Rabu, 24 Januari 2018

Baru Hanya Dengan Rp 15 Ribu, Rasakan Sensasi Naik Kereta Zaman Belanda di Blora

Buletinnusa -
Seorang pengunjung sedang mengabadikan Loko Tour Kereta Uap "Bahagia" di Depo Bengkel Traksi Ngelo. (foto: dok-ib)
BLORA. Wisata heritage Kereta Tua Loko Tour di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora kini telah diaktifkan kembali. Pengaktifan tersebut dilakukan pada tanggal 17 Januari 2017 lalu oleh Perhutani KPH Cepu bersama Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si dan Dinporabudpar Blora.

Hanya dengan harga tiket Rp 15.000, setiap orang sudah bisa merasakan sensasi naik kereta zaman Belanda yang dahulu dimanfaatkan untuk mengangkut hasil produksi kayu hutan. Seolah-olah kita dibawa kembali ke masa penjajahan karena semuanya masih asli buatan Jerman dan Jepang.

Pengunjung yang datang diajak bernostalgia merasakan kereta tua yang berjalan dari Depo Bengkel Traksi Ngelo Kecamatan Cepu menuju Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hutan Perhutani KPH Cepu yang ada di Batokan. Melintasi kawasan persawahan, hutan jati, jembatan besi kuno hingga Tempat Penimbunan Kayu.

Suara lengkingan kereta tua yang sangat keras mengingatkan pengunjung ke kereta uap zaman awal kemerdekaan. Sensasi ini tidak akan bisa didapatkan di tempat lain dengan harga yang cukup terjangkau.

Sejumlah pengunjung tampak asik menikmati perjalanan di dalam gerbong, tampak dari luar. (foto: dok-ib)
Adm KPH Cepu yang baru Agus Yulianto, S.Hut. MM menerangkan bahwa wisata heritage loko tour ini belum bisa sepenuhnya berjalan hingga ke Gubug Payung. Untuk tahap awal, kereta baru bisa berjalan hingga Batokan saja.

Target kami kedepan memang bisa sampai Gubug Payung. Kita wujudkan secara bertahap karena banyak bantalan rel yang hilang. Sehingga butuh perbaikan terlebih dahulu,” ujarnya.

Adapun konsep wisata heritage loko tour ini menurutnya berbeda dengan wisata kereta yang ada di Ambarawa. Rencananya kedepan disini pengunjung akan diajak naik mereta sembari melihat aktifitas pelestarian lingkungan dan kondisi hutan alam. Mulai dari Depo Loko Tour ke Puslitbang melihat pusat pembenihan bibit jati, perjalanan ke hutan jati muda hingga hutan jati tua, serta aktifitas penebangannya.

Untuk opersionalnya, Depo Loko Tour buka setiap hari. Bedanya Senin-Jumat buka pukul 08.00-16.00 WIB dengan tiket masuk Rp 3000,00 per orang. Sedangkan Sabtu-Minggu buka 08.00-17.00 WIB dengan tiket masuk Rp 5000,00 per orang.

Sedangkan jenis kereta tua yang digunakan adalah sebagai berikut :
  1. Loko Tour Kereta Ruston dari Depo Heritage Loco Tour ke TPK Batokan yang berjalan setiap Sabtu-Minggu dengan biaya per orang Rp 15.000,00 dimana kapasitas per gerbongnya 25 orang.
  2. Loko Tour Kereta Drensine (Little Train) dari Depo Heritage Loco Tour ke TPK Batokan yang berjalan setiap hari dengan kapasitas 6 orang dan tarif Rp 50.000,00
  3. Loko Tour Kereta Uap “BAHAGIA” buatan tahun 1928 dari Berlin Jerman dengan tarif Rp 9.720.000,00 tujuan Jembatan Batokan, dan Rp 10.680.000,00 untuk tujuan TPK Batokan.
Elyana (22) salah satu pengunjung yang naik Loko Tour Kereta Ruston menyatakan senang bisa merasakan sensasi naik kereta kuno yang dulu pernah berjaya di zaman penjajahan hingga awal kemerdekaan.

Sungguh mengesankan. Rasanya seperti kembali ke zaman dahulu. Masih tradisional banget suasananya. Anak muda0muda wajib merasakan ini,” ucapnya singkat. (res-infoblora)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar