Buletinnusa
Ambon, Malukupost.com - Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Provinsi Maluku Elvis Pattiselano terus berkomitmen untuk mengembalikan kejayaan ekspor Maluku, yang sebelumnya mencapai 580 juta dolar dan berhasil menjadikan Maluku sebagai daerah ke-10 pengekspor terbesar di Indonesia.
Komitmen ini dilakukan dengan melakukan rapat bersama instansi terkait dan pelaku usaha, yang berlangsung di PT Pelindo, Ambon, Selasa (23/1). Yang merupakan lanjutan dari rapat yang berlangsung pada tanggal 9 Januari 2018 lalu.
Turut dihadiri instansi teknis Dinas Perindustrian Perdagangan Maluku, Dinas perhubungan Maluku, Bea Cukai, Dinas Perikanan Maluku, Balai karantina, kemudian instansi penunjang operasional dilapangan yakni Garuda, PT Angkasa Pura, PT Pelindo, Operator kapal, Maratus, EMPO, TNI AU, serta perusahaan PT Harta Samudera, PT Pelaku dan beberapa perusahaan lainnya.
“Dalam rapat tersebut kita semua komit untuk semua petugas standby 24 jam di Bandara International Pattimura, jika ada perusahaan yang melakukan ekspor, hal ini dilakukan sebagai upaya pemerintah daerah Maluku dalam memberikan insentif kepada dunia usaha,” ujarnya.
Dijelaskan Pattiselano, dalam rapat tersebut PT Pelaku menyampaikan pada Maret atau April pihaknya akan melakukan ekspor dengan menggunakan pesawat kargo khusus untuk mengangkut tuna fres dengan kapasitas kurang lebih 18 ton, dengan rute Ambon – Denpasar dan kemudian dilanjutkan ke Japan menggunakan Japan airline.
“Sementara ini PT Pelaku lagi menunggu sertifikat lingkungan, yang sementara diproses. Hal Ini membuktikan PT pelaku serius melakukan ekspor langsung dari Ambon” katanya.
“Kita semua berdoa agar berjalan dengan baik, dan kami siap mendukung semua instansi. Bahkan saya yakni PT Pelaku akan menjadi pendorong bagi perusahaan lainnya,”katanya lagi.
Pattiselano mengakui, belum lama ini pihaknya telah melakukan uji coba ekspor dengan pengirim sampel yang dilakukan oleh PT Harta Samudera sebanyak 15 kilo dari Ambon ke Sydney melalui Bandara International Pattimura.
“Semua dokumen dibuat di Ambon, bukan lagi di Denpasar atau Jakarta, Sementara untuk Tuna frosen, pihaknya sudah meminta PT Harta Samudera untuk memproses dari Ambon, yang dimulai dengan 1 sampai 2 kontainer ke vietnam. Saat ini belum berjalan karena belum ada kesepakatan harga, kalau sudah dilakukan maka akan dimulai dari Ambon,”bebernya.
Dijelaskan Pattiselano, untuk mendukung hal tersebut semua fasilitas yang ada di pelabuhan Yos Sudarso Ambon sesuai keterangan Pelindo sudah sangat memadai, bahkan kemampuan angkut crane mencapai 45 ton, begitu juga perlaking untuk reefer container tersedia 46 buah. Namun untuk kapal feeder sebagai pengangkut kontainer, menurutnya masih akan terus diupayakan PT Pelindo.
“Kapal Feeder dimaksudkan dikarenakan salah satu perusahaan udang di Arara yakni PT Wahana terkendala terkait hal tersebut. Rapat yang dilaksanakan ini untuk mencari solusi terkait persoalan ekspor yang dialami pelaku usaha. Dan akan kita lanjutkan terus untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dilapangan,”tuturnya.
Pattiselano menambahkan, pada prinsipnya, pihaknya akan terus membantu menyelesaikan hambatan-hambatan yang selama ini dirasakan pelaku usaha dalam hal ekspor. (MP-7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar