
Infoteratas.com - Ada secercah harapan dari pengayuh becak di Indramayu, Jawa Barat untuk bisa kembali mengais rezeki di Ibukota, menyusul dibukanya keran oleh Gubernur DKI Jaya Anis yang membolehkan becak boleh beroperasi kembali di Jakarta.
Meski di media massa, Gubernur Anis membolehkan becak beroperasi, namun kata Caya, 29 seorang pengayuh becak di Kota Indramayu masih belum yakin, kalau kebijakan Orang Nomor Satu di jajaran Pemda DKI Jakarta itu benar-benar diterapkan dan memihak nasib wong cilik.
“Jangan-jangan becak yang boleh beroperasi itu hanya di televisi saja. Saya khawatir setelah ke Jakarta malah becak saya kena razia Satpol Pamong Praja lagi,” katanya.
Sekalipun Ia sudah melihat dengan mata sendiri, bahwa becak boleh beroperasi di Jakarta melalui televisi namun untuk sementara ini Caya masih memilih menunggu waktu yang tepat untuk hijrah dan mengais rezeki di Jakarta sebagai tenaga penarik becak.
“Iya kita tunggu saja waktunya. Kalau memang sudah benar-benar aman kita tertarik mencari rezeki di Ibukota,” katanya. Sekarang ini katanya sekalipun becak sudah boleh beroperasi namun keadaannya masih mengkhawatirkan. Jadi lebih baik menunggu teman-teman lebih dahulu ke sana (Jakarta-red) baru kita ikut di belakang,” ujarnya.
Caya sudah membayangkan, walaupun wilayah operasinya terbatas, hanya dari satu lingkungan ke lingkungan perumahan lainnya, namun penumpangnya tidak bakal pelit membayar ongkos naik becak. “Di kampung masih banyak Ibu-Ibu naik becak cuma bayar Rp 5 ribu bahkan Rp3 ribu. Ditolak kitanya butuh. Tidak ditolak ongkosnya tidak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan,” katanya.
Seorang tukang becak lainnya menerangkan, cukup menarik peluang kerja jadi penarik becak di Jakarta. Apalagi di sini kondisinya sedang sepi penumpang. “Dari pagi narik hasilnya kurang dari Rp20 ribu. Padahal sudah jam 1 siang,” ujar Bang Kumis setengah mengeluh.
Jika nanti niat mengais rezeki ke Jakarta sudah mantap, langkah yang ditempuh adalah membawa becak sendiri dari kampung ke Jakarta. “Beda jaman dahulu di Jakarta masih banyak becak sewaan. Sekarang mungkin becak sewaan itu sudah tidak ada karena pada dibuang ke laut,” katanya.
Karena itu jika mau narik becak ke Jakarta harus bawa becak sendiri dari kampung. Caranya cukup mudah, katanya yaitu mempreteli bagian-bagian becak dan dimasukkan ke kardus. Setelah itu dijinjing naik bus atau truk ke Jakarta. Setelah sampai di tempat tujuan, becak pretelan itu dirakit kembali.
Mempreteli dan merakit becak bagi para tukang becak sudah menjadi kebiasaan. Hampir semua tukang becak mampu mempreteli dan merakit kembali becaknya.
Lain Caya lain pula Cardisan, 58 yang mengaku sudah tua sehingga tidak tertarik mencari rezeki di Jakarta. “Walaupun becak diperbolehkan di Jakarta tapi saya tidak tertarik karena tenaga sudah tidak mampu lagi,” ujarnya.
Jadi bagi Cardisan, apapun yang terjadi, sepi atau ramai kondisi penumpang, tetap bertahan mencari rezeki di Kota Indramayu dan tidak mempunyai rencana hengkang ke Jakarta sebagai Abang Becak.
Menurut dia, dulu Kota Indramayuy dibanjiri becak. Sampai-sampai ada yang bilang Kota Indramayu dijuluki Kota Becak. Sejalan dengan makin banyaknya sepeda motor, jumlah becak berkurang. Kini hanya tersisa sekitar 300 unit saja.
Becak-becak yang masih beroperasi menarik penumpang itu semakin lama semakin berkurang jumlahnya. Penyebabnya karena ada yang sudah menjadi besi tua. Ada juga yang sudah dirubah jadi bentor alias becak motor yang digerakkan mesin motor. Becak bermesin motor itu lebih banyak digunakan untuk angkutan ikan basah seperti di Desa Karangsong atau angkutan belanjaan pasar. (poskotanews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar